Morning Update 9 Maret 2017

Market Wrap

Bursa saham Wall Street pada perdagangan kemarin di tutup melemah karena pelaku pasar mencemaskan prospek pengetatan kebijakan moneter dan keinginan anggota Kongres Republik untuk meninjau ulang dan mengganti kebijakan Obamacare. Dow Jones ditutup melemah 29 poin (-0,14%) di level 20.924, Nasdaq ditutup turun 15 poin (-0,26%) pada level 5.834. Dari regional, indeks Nikkei dibuka melemah 84 poin (-0,44%) di level 19.259. Nilai tukar rupiah pada hari ini dibuka menguat 11 poin (+0,08%) menjadi 13.339.

Technical Ideas

Melemahnya bursa saham Wall Street serta harga minyak mentah diperkirakan memberikan sentimen negatif indeks pada hari ini. Minimnya sentimen dalam negeri juga akan mempengaruhi laju indeks. IHSG diprediksi bergerak melemah dengan target support di level 5.375 sedangkan resist pada level 5.415. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:

· PWON (Spec Buy, TP: Rp595, Support: Rp565)

· JSMR (Spec Buy, TP: Rp4.650, Support: Rp4.510)

· SILO (Spec Buy, TP: Rp13.100, Support: Rp12.900)

· ASII (SELL, Resist: Rp8.550, Support: Rp8.250)

News Highlight

PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) kinerja terbilang positif pada tahun 2016. Pertumbuhan SILO diprediksi masih bisa berlanjut pada tahun ini ditopang ekspansi yang dilakukan. Dari laporan keuangan perusahaan tercatat pendapatan masih naik 24% menjadi Rp5,16 triliun dari Rp4,14 triliun. Sedangkan laba bersih juga naik 59% menjadi Rp94,09 miliar dari Rp61,70 miliar. Peningkatan pendapatan didorong dari naiknya pertumbuhan pasien admisi rawat inap mencapai 18% dan blended rawat jalan mencapai 19%. Sementara utilitas tempat tidur juga naik mencapai 64% dar 208 tempat tidur dari tahun sebelumnya 60%. Sehingga rata-rata pendapatan per pasien meningkat 4% dan 6% dari pasien rawat inap dan rawat jalan.

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menggenjot kinerja lewat layanan kesehatan khusus. Unit tersebut mengarah segmen menengah atas yang erada di kota besar. Dalam rentang waktu hinga 4-5 tahun ke depan, Prodia membidik pertambahan gerai khusus tersebut sebanyak 13 unit. Pengembangan tersebut akan memanfaatkan dana IPO yang digelar Desember 2016 silam. 67% dana tersebut akan digunakan untuk penambhaan outlet, 19% digunakan untuk pengadaan peralatan diagnostik. Dan sisanya, 14% untuk modal kerja dan perusahaan menganggarkan belanja modal tahun 2017 sebesar Rp400 miliar.

PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) akan menggelar right issue. GREN akan melepas 50 miliar saham dengan harga pelaksanaan right issue Rp200 per saham. Jadi, dana yang ditarget dari aksi korporasi ini Rp10 triliun. Right issue GREN memang tak berjalan mulus. Target perolehan dananya beberapa kali berubah. Semula, Gren mengincar dana Rp30 triliun. GREN juga berkali-kali merilis tambahan informasi terkait right issue ini. Namun hal ini belum cukup meyakinkan investor untuk mengeksekusi haknya. Efek dilusi aksi korporasi ini mencapai 91,42%.

Tentang IndoPremier
PT Indo Premier Sekuritas (“IndoPremier”) adalah perusahaan penyedia jasa keuangan terintegrasi di pasar modal yang melayani klien individu maupun korporasi berdasarkan ijin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor KEP-11/PM/PPE/1996. Pada tahun 2002, founders dari IndoPremier membeli perusahaan efek ini dan dinamakan PT Indo Premier Securities. Sejak itu, IndoPremier menjadi pioneer dalam berbagai bidang usaha efek di Indonesia. Hingga saat ini, dari sisi pangsa pasar maupun kapitalisasi modal, IndoPremier telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu pelaku pasar modal terbesar dengan kapitalisasi modal yang lebih dari Rp 900 miliar per 31 Maret 2015.

Tinggalkan komentar